Hanya saja seminggu dua kali orang tuanya yang tinggal di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, masih rutin mengunjunginya. Mereka pun tenang-tenang saja menjalani kehidupan bersama tetangga yang lain.
Tetapi sejak ada penghuni baru di rumah tepat di belakang tempat tinggalnya, mereka justru tidak tenang. Keselamatannya sebagai perempuan merasa terancam oleh penghuni yang hanya satu orang laki-laki berusia sekitar 40 Tahun itu. Pria berinisial HT itu seolah menjadi momok baru bagi hidup mereka.
Awal ketakutan mereka dimulai saat pakaian dalam milik Rianti berupa BH warna cokelat dan celana dalam warna putih masing-masing berkurang satu. Rianti yakin menjemur pakaiannya itu di hanger yang di gantungan di jemuran belakang rumah. Tetapi saat sore tiba, akan disetrika jumlahnya berkurang sepasang.
Sekali ini mereka menganggap pakaian dalamnya hilang karena dibawa angin. Maklum lingkungan perumahan berada di pingir sawah. Kendati mereka tetap mencari-cari, tentu akan malu kalau terbang ke rumah tetangga.
Kecurigaannya semakin terbukti saat Riana dan Rianti melihat dengan kepala dan mata sendiri dari balik jendela. Mereka melihat HT yang saat itu tanpa mengenakan baju, sedang berusaha meraih celana dalam yang sedang dijemur.
Kali ini celana dalam yang diraih warna merah dan BH warna hitam milik Riana. Pelaku terlihat menggunakan kayu sepanjang satu meter untuk meraih hanger yang menggantung.
Karena sudah bisa memastikan pelakunya, Riana dengan perasaan nekat berpura-pura membuka pintu belakang rumahnya. Saat itulah HT secepat kilat sembunyi di balik tembok rumahnya, sambil berpura-pura mencabut rumput. Seketika itu pula dengan didampingi orang tuanya, Riana dan Rianti melaporkan kasus itu kepada RT dan RW setempat.
"Kalau pakaian dalamnya sih tidak seberapa nilainya, tetapi itukan sudah pernah dipakai. Takut digunakan untuk apa-apa, apalagi orang ini kan dari daerah 'etanan'," kata Riana saat bercerita kepada Ketua RT setempat.
Riana khawatir kalau celana dalamnya dibawa ke dukun dan digunakan untuk media guna-guna. Karena dalam masyarakat berkembang kepercayaan kalau celana dalam bisa untuk guna-guna.
"Kalau Pak RT dan Pak RW tidak sanggup untuk mengingatkan, biar saya yang mendobrak pintunya. Ini jelas akan main-main dengan anak saya, mempermalukan keluarga saya," kata ayah Riana dengan nada tinggi.
HT dengan berbagai alasan saat itu tetap membantah mencuri pakaian dalam, bahkan menantang untuk digeledah. Ketua RT pun merasa tidak perlu melakukan penggeledahan, karena bisa jadi CD yang sudah dua minggu diambil itu diamankan atau dibuang.
"Warga mengancam, kalau sekali lagi terjadi maka akan menyerahkan ke polisi, karena menimbulkan keresahan. Keluarga R juga langsung meninggikan tembok belakang rumah," kata Ketua RT.
HT saat itu belum lama pindah dari Probolinggo, KTP dan surat-suratnya belum disetorkan ke RT. Dia tinggal sendirian, karena istrinya menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) ke Hong Kong sudah delapan tahun. Awalnya, istrinya hanya ikut seorang majikan asal Hong Kong yang tinggal di Jakarta, namun karena sudah merasa cocok akhirnya diajak ke Hongkong.
Selama ini, HT berkumpul dengan orangtua dan adik-adiknya. Dia tidak merasa nyaman saat ditinggalkan istrinya, lantaran di rumah tanpa pekerjaan dan menjadi gunjingan.
Karena itu akhirnya dikontrakkan sebuah rumah berikut peralatan seisi rumah di Malang. Istrinya hanya berjanji pulang tahunan saat menjelang lebaran. Karena belum mendapat pekerjaan dengan penghasilan yang tetap, sang istri juga harus mengirim uang jajan bulanan untuk biaya hidup suaminya.
Mereka baru sepakat mengontrak di sebuah perumahan di Kawasan Singosari, Kabupaten Malang September 2012. Perumahan itu masih aru, karena penghuninya masih belum begitu banyak dan rata-rata dihuni oleh pasangan muda.
Sang istri rupanya juga tanpa mempertimbangkan kebutuhan batin suaminya. Mungkin karena kebutuhan batin HT yang selama ini tidak terlampiaskan, sehingga mengambil 'barang rahasia' itu. Namun entah digunakan untuk apa? Mungkin masih dipakai HT.
Lagu TKW :
No comments:
Post a Comment